Tips Perawatan Kecantikan Dan Kesehatan

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Seputar Kecantikan Wajah

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Seputar Kesehatan Tubuh

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Relationship

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Serba-Serbi

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Selasa, 06 Juni 2017

Pemicu Eksibisionisme: Merasa Inferior dengan Lawan Jenis

Eksibisionisme merupakan sebuah bentuk gangguan kejiwaan. Mereka yang melakukannya tak lagi malu bila organ intim yang seharusnya tertutup terlihat orang asing.

Pernahkah Anda penasaran mengapa eksibisionis (pelaku eksibisionis) berani melakukan hal semacam ini? dr Andri, SpKJ, FAPM dari Klinik Psikosomatik, menjelaskan eksibisionisme umumnya dialami oleh mereka yang merasa inferior di depan lawan jenisnya.

Sponsor: Jasa Pembuatan Fanpage

Hal ini juga dijelaskan dalam beberapa literatur tentang eksibisionisme. "Akhirnya dia merasa seperti berkuasa, ketika ia mampu menakut-nakuti atau mendapatkan reaksi kaget dari orang lain ketika dia melakukan eksibisionisme tersebut," urainya kepada detikHealth.

Seperti dikutip dari www.minddisorders.com dan disarikan dari berbagai sumber, ada beberapa faktor yang diduga memicu seseorang hingga memiliki kecenderungan eksibisionisme, di antaranya:

1. Biologis
Secara biologis, ada pengaruh hormon testosterone yang kemudian mendorong si pelaku untuk melakukan perilaku seksual yang menyimpang.

2. Kekerasan di masa kecil
Sejumlah studi menyebut kekerasan emosional dan seksual yang dialami saat masih kanak-kanak ataupun kondisi broken home yang dihadapi seseorang di masa kecil berdampak signifikan pada munculnya kecenderungan ini.

3. Riwayat ADHD
Selain riwayat kekerasan di masa kecil, riwayat ADHD (attention-deficit hyperactivity disorder) juga dianggap berpengaruh terhadap munculnya gangguan mental ini. Alasannya belum diketahui, namun peneliti dari Harvard University menemukan pasien dengan gangguan paraphilia (ketertarikan seksual pada sesuatu yang tidak lazim seperti eksibisionisme) berpeluang lebih besar untuk mengalami ADHD di masa kecil.

4. Trauma kepala
Kebetulan ada beberapa kasus yang tercatat dalam literatur di mana para pria berubah menjadi eksibisionis pasca trauma kepala, tanpa disertai riwayat kekerasan di masa kecil.

Lantas mengapa kebanyakan eksibisionis adalah laki-laki? "Saya belum membaca lebih jauh lagi tentang ini tetapi memang data statistik dan prevalensinya lebih banyak pada laki-laki," tutup dr Andri.

Nyatanya sejumlah pakar menyebut definisi eksibisionisme di masyarakat cenderung bias gender. Padahal wanita yang berani membuka bajunya di depan cermin seolah-olah mendorong seseorang untuk melihat tubuhnya juga bisa digolongkan sebagai eksibisionis. Begitu pula dengan wanita yang mengenakan pakaian minim atau gaun dengan belahan rendah, hanya saja kondisi semacam ini sudah lebih bisa diterima dalam tataran sosial.

Bahkan sebuah literatur menyebut perbedaan nyata dari eksibisionisme pada dasarnya adalah 'wanita cenderung memperlihatkan segalanya tetapi tidak dengan kelaminnya, sedangkan pria buka-bukaan begitu saja'.

Penyebab Sakit Kepala Saat Berpuasa dan Cara Mengatasinya

Saat sakit kepala menyerang, minum obat bisa jadi salah satu solusinya. Namun bagaimana jika sakit kepala datang saat tengah menjalankan puasa? Kira-kira apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya ya?

Sponsor: Jasa Pembuatan Fanpage

Disebutkan dr Dito Anurogo, pengasuh konsultasi detikHealth, kurangnya kebutuhan cairan tubuh alias dehidrasi saat berbuka puasa maupun sahur menjadi penyebab seseorang mengalami sakit kepala.

"Dehidrasi memicu berkurangnya volume cairan tubuh, menurunkan tekanan darah, sehingga memicu serangan pusing atau sakit kepala," kata dr Dito, sapaannya.

Kemudian alasan lain datangnya sakit kepala saat berpuasa adalah terkait dengan kadar gula darah. Menurut dr Dito, penurunan atau peningkatan kadar glukosa dalam tubuh juga berpotensi memicu serangan sakit kepala.

Meski demikian, untuk menghalau serangan sakit kepala dan ibadah puasa Anda tetap khusyuk, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, di antaranya dengan memperhatikan kebiasaan makan dan minum saat berbuka puasa dan sahur, disertai cukup minum setidaknya 8 gelas setiap hari.

Lebih pentingnya lagi, tetap makan sahur meskipun hanya dengan beberapa butir kurma, buah pisang, roti, atau minum susu sereal. Selain itu, kurangi atau hentikan konsumsi kafein sementara selama Ramadan, sebab kafein juga ditengarai bisa menyebabkan terjadinya sakit kepala.

Di samping memperhatikan asupan yang masuk ke dalam tubuh, jangan lupa juga menjaga pola hidup. Termasuk berolahraga teratur 30-45 menit sebelum berbuka puasa setiap harinya, hindari pula kerja lembur dan cukup tidur.

"Usahakan tetap tidur di malam hari meskipun hanya selama 2-3 jam, sebelum bangun tidur untuk sahur, tetap makan sahur dan berbuka puasa di jam yang sama secara disiplin setiap harinya," anjur dr Dito.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Portal Berita Kecantikan Gifiskincare Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

★★★
Layanan Iklan Promosi Untuk Produk Usaha Atau Bisnismu, Silahkan Hubungi Team Jasa Iklan Fanpage Kiella Digital Adv!

★★★
Ingin Konsultasi Atau Beriklan di Portal Berita Kami? Cukup Click Link berikut ini (http://m.me/PortalBeritaKecantikanGifiskincare)

Hamil Tapi Tetap Berpuasa? Begini Caranya Mengatur Nutrisi

Tetap puasa saat hamil sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan. Yang penting sudah dikonsultasikan dengan dokter, dan kebutuhan nutrisinya terpenuhi.

Sponsor: Jasa Pembuatan Fanpage

Systematic Review 2014 menyebut, 60-90 persen ibu hamil di berbagai negara seperti Iran dan Amerika Serikat memutuskan untuk tetap berpuasa. Tentu saja, ibu hamil dan menyusui butuh persiapan yang benar-benar matang, sebab nutrisi yang diasupnya dibutuhkan pula oleh sang buah hati.

"Ketika sahur, ada baiknya untuk menyantap makanan yang berkuah dan karbohidrat kompleks. Jangan makanan yang manis, ini menyebabkan rasa cepat lapar karena mereka mudah diserap tubuh," tutur dr Dian Permatasari M.Gizi, SpGK dalam temu media di Aston Kuningan Suites, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Menjelang imsya, dianjurkan pula untuk mengonsumsi cemilan sebagai tambahan nutrisi. Cemilan yang dipilih juga harus yang sehat, misalnya biskuit.

Demikian juga saat berbuka puasa, ibu hamil dan menyusui juga dianjurkan mengonsumsi makanan manis untuk mengembalikan cadangan gula yang hilang saat puasa. Sebaiknya, beri jeda untuk mengonsumsi makanan yang lebih berat.

Makanan berat bisa juga disantap selepas salat Tarawih. Namun pada malam hari, sebaiknya porsinya tidak berlebihan.

"Di waktu ini, Anda bisa memakan makanan seperti sandwich misalnya," kata dr Dian.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel DariTipsperawatanwajahdantubuh Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

★★★
Layanan Iklan Promosi Untuk Produk Usaha Atau Bisnismu, Silahkan Hubungi Team Jasa Iklan Fanpage Kiella Digital Adv!

★★★
Ingin Konsultasi Atau Beriklan di Portal Berita Kami? Cukup Click Link berikut ini (http://m.me/Tipsperawatankecantikandankesehatan)