Tips Perawatan Kecantikan Dan Kesehatan

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Seputar Kecantikan Wajah

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Seputar Kesehatan Tubuh

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Relationship

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Serba-Serbi

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Senin, 05 Desember 2016

Gawat, manisnya cokelat datangkan risiko kanker usus!

Cokelat, siapa yang tidak suka dengan makanan manis ini? Rasanya yang unik, manis, dan memiliki sifat menenangkan setelah dikonsumsi membuatnya memiliki banyak penggemar. Semua orang pasti setuju bahwa dessert apapun yang diberikan sentuhan cokelat di atasnya mampu membuat makanan terasa mewah.
Namun sebuah penelitian yang dilansir dari dailymail.co.uk nampaknya membuat Anda harus berhati-hati dalam mengonsumsi cokelat. Sebab cokelat ternyata bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena kanker usus. Bagaimana bisa?

"Selama ini banyak penelitian yang mendengungkan bahwa Anda harus berhati-hati dalam mengonsumsi daging merah. Sebab daging tersebut bisa membuat Anda terkena kanker usus. Hal ini memang benar jika daging merah yang Anda konsumsi sebelumnya Anda olah menjadi steak, BBQ, atau jenis daging panggang lainnya. Proses inilah yang membuat risiko kanker usus bertambah besar. Padahal sebenarnya daging merah sehat untuk tubuh. Malahan jika Anda tidak mengonsumsinya tubuh Anda bisa terkena anemia karena Anda kekurangan zat besi," ungkap Roger Leicester, ahli endoskopi di St George's Hospital.

"Hal yang tidak diketahui banyak orang adalah makan cokelat pun bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena kanker usus. Adalah kandungan gula dan lemak yang tinggi di dalamnya inilah yang bisa meningkatkan produksi sel kanker dalam usus. Solusinya, lebih baik Anda mengonsumsi dark chocolate. Sebab jenis cokelat ini lebih tinggi akan zat antioksidan sehingga bagus untuk mencegah penyakit kanker. Apalagi dark chocolate lebih rendah gula dan lemak sehingga tidak akan membahayakan kesehatan tubuh Anda."


★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Portal Berita Kecantikan Gifiskincare, Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

3 Cara paling mudah deteksi kanker payudara sejak dini

Kanker payudara saat ini masih menjadi ancaman yang menakutkan dalam dunia kesehatan wanita. Setelah kanker serviks, kanker payudara merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak menyerang wanita.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kanker payudara. Mulai dari riwayat keluarga yang mengidap kanker payudara, mendapatkan menstruasi di usia dini, atau mengalami masalah berat badan setelah menopause.

Walaupun begitu, ada cara mudah untuk mencegah penyakit ini. Salah satunya adalah Sadari atau periksa payudara sendiri. Berikut adalah langkah mudah melakukan gerakan ini.

*Berdiri lurus di depan cermin dengan bahu lurus dan tangan di pinggul. Perhatikan apakah ada yang aneh dengan payudara Anda atau tidak.

*Angkat lengan Anda dan kemudian lihatlah puting payudara Anda. Apakah bentuknya tidak wajar atau mengalami perubahan warna yang aneh.

*Masih dengan posisi yang sama, rabalah payudara Anda mulai dari puting hingga ke area di dekat ketiak. Apakah Anda merasakan ada benjolan atau tidak? Apabila benjolan tersebut keras dan menyakitkan, ada baiknya segera periksakan ke dokter.

Selain cara di atas, Anda dapat menggunakan cara yang lain yaitu berbaringlah dan kemudian miring ke samping kanan atau samping kiri. Perhatikan apakah kedua payudara Anda ikut 'jatuh' atau tidak. Apabila payudara tersebut terlalu jatuh, maka Anda patut untuk waspada.

Sadari merupakan cara termudah untuk mengenali tanda-tanda kanker payudara. Perhatikan dengan jelas setiap perubahan bentuk, warna, dan rasa sakit yang ada di kedua payudara Anda. Apabila Anda merasa ada yang tidak wajar, segera periksakanlah menuju dokter.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Tipsperawatanwajahdantubuh Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

Bisakah kegemukan mempengaruhi kualitas sperma pria?

 
Entah kamu sedang berencana untuk memiliki keturunan atau tidak, kamu tetap wajib memperhatikan kesuburan dalam tubuhmu. Termasuk dengan kualitas dan kuantitas sperma.

Mau Diskon Rp 250,000? Beli tiket pesawat-nya di Pergi.comJika selama ini beberapa faktor seperti gaya hidup, seringnya merokok, hingga pola makan mempengaruhi sperma, apakah kegemukan juga berlaku demikian?

Dikutip dari penelitian di boldsky.com, dijelaskan bahwa kegemukan yang diderita pria mampu berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas sperma.

"Secara normalnya jika kamu memiliki massa indeks tubuh (BMI) 18,5 maka kamu dikategorikan normal. Sementara jika BMI kamu berkisar di antara 18,5 hingga 25 kamu dinilai kegemukan dan jika BMI kamu di atas 30 maka kamu menderita obesitas," terang penelitian ini.

"Beberapa penelitian menemukan bahwa di dalam tubuh pria yang BMI tubuhnya bernilai 25 ke atas mengalami penurunan jumlah sperma hingga kelainan produksi sel sperma. Penelitian mencatat kondisi ini terjadi karena kelebihan lemak dan kolesterol yang tersimpan di dalam tubuh. Selain itu saat seorang pria mengalami kegemukan maka terjadi penurunan laju metabolisme yang menyebabkan deplesi dalam jumlah dan kualitas sperma. Sehingga bisa disimpulkan bahwa kegemukan memang mempengaruhi kualitas sperma hingga dapat menyebabkan kemandulan pada pria."

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Portal Berita Kecantikan Gifiskincare, Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

Merokok di usia muda tingkatkan risiko sakit jantung hingga 8 kali!

Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan tentang bahaya rokok untuk kesehatan tubuh. Mulai dari peningkatkan risiko kanker, gangguan kesuburan, kanker, stroke, serta tidak lupa pula dengan peningkatkan risiko untuk terkena penyakit jantung.

Penelitian yang dilansir dari boldsky.com bahkan mengungkapkan bahwa merokok di usia muda bisa meningkatkan risikomu untuk terkena penyakit jantung hingga 8 kali!

Sebuah infark miokard STEMI atau ST-segmen elevasi yang mengukur pola khas yang terlihat pada elektrokardiogram menunjukkan bahwa otot jantung para perokok tidaklah sehat. Dalam penelitian ini, ditunjukkan bahwa perokok yang memulai merokok di usia 10-11 tahun lebuh muda memiliki peningkatkan risiko terkena penyakit arteri koroner hingga dua kali dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.

"Mereka juga cenderung mudah untuk terkena penyakit pembuluh darah perifer, suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak di pembuluh darah yang kemudian membatasi aliran darah ke kaki," terang Ever D Grech, peneliti dari Northern General Hospital di Inggris.

"Karena gangguan kesehatan inilah maka semua perokok harus mulai melakukan terapi untuk menghentikan kebiasaan merokok mereka. Begitu pula dengan para perokok yang masih berusia muda," pungkasnya.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Tipsperawatanwajahdantubuh Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

Siapa bilang camilan selama persalinan tidak baik? Ini buktinya!

Penelitian baru yang datang dari Kanada menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan ringan selama persalinan bisa menjadi ide yang baik bagi para wanita sehat. Berdasarkan pada pandangan sebelumnya, para wanita disarankan untuk menghindari makanan ringan selama masa persalinan. Hal ini karena dikhawatirkan kemungkinan mereka menghirup makanan atau cairan ke dalam paru-paru mereka. Kondisi ini dikenal dengan istilah aspirasi, yang tidak jarang dapat menyebabkan pneumonia.
Christopher Harty, seorang mahasiswa kedokteran di Memorial University, St. Johns, Newfoundland mengatakan bahwa penelitian yang dilakukannya mencatat bahwa kemajuan medis sekarang telah membuat larangan tersebut dapat diabaikan. Menurut mereka aspirasi selama persalinan sangat langka. Risiko aspirasi yang rendah diperkirakan terjadi karena adanya kemajuan dalam perawatan anastesi seperti peningkatan penggunaan epidural dan spinal blok.

Dalam studi baru tersebut, Harty dan timnya meninjau 385 penelitian yang diterbitkan sejak tahun 1990. Mereka menyimpulkan bahwa menghindari makanan dan cairan selama persalinan mungkin tidak diperlukan lagi saat ini. Ahli anestesi dan dokter kandungan harus bekerjasama untuk menilai setiap pasien secara individual. Para dokter bisa membantu menentukan para wanita yang memiliki kemungkinan aspirasi rendah dapat diperbolehkan untuk menikmati makanan ringan selama persalinan. Hal ini juga sebagai antisipasi agar para ibu bersalin tidak kekurangan kalori paska melahirkan.

Para ahli kesehatan juga mendukung pendapat tersebut, tetapi dengan catatan bahwa identifikasi kondisi pasien pada kemungkinan risiko aspirasi adalah kunci utamanya. Dr. Anthony Vintzileos, yang merupakan ketua kebidanan dan ginekologi mengatakan bahwa sebuah makanan ringan selama persalinan mungkin bermanfaat bagi kebanyakan wanita hamil dengan risiko aspirasi, terutama bagi mereka yang ingin mengontrol rasa sakit.

Penting untuk mendapatkan penilaian dari dokter anastesi dan dokter kandungan untuk menentukan seseorang boleh mengonsumsi makanan ringan selama persalinan atau tidak.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Portal Berita Kecantikan Gifiskincare, Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

ASI ternyata tidak berpengaruh terhadap IQ anak

Banyak orang yang menyatakan bahwa memberi ASI pada bayi dapat membuatnya menjadi lebih cerdas dan memiliki IQ yang tinggi. Tetapi ternyata penelitian terbaru membantah pendapat tersebut.
Dilansir dari New York Times, ASI memang dapat membawa manfaat kesehatan tetapi tidak menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan IQ anak. Penelitian di Inggris ini dilakukan pada 11.582 anak yang lahir antara tahun 1994 dan 1996. Dua per tiga dari partisipan menerima ASI selama kurang lebih empat bulan. Para anak tersebut yang sudah berada pada usia belasan diberikan sembilan tes kecerdasan.

Dari penelitian tersebut diketahui bahwa tidak ada perbedaan kecerdasan yang signifikan antara mereka yang diberi ASI dan yang tidak. Memang terdapat sedikit perbedaan yang tidak signifikan pada anak perempuan yang diberi ASI dan yang tidak. Tetapi pada anak laki-laki, sama sekali tidak muncul adanya perbedaan ini. Perbedaan baru tampak jika latar belakang sosial ekonomi orang tua dan pengasuhan dibedakan.

Hasil penelitian ini meruntuhkan mitos pada masyarakat bahwa anak yang minum ASI cenderung lebih cerdas dibanding anak yang tidak. Perbedaan kecerdasan anak baru dapat dibedakan jika mempertimbangkan pola asuh dan kondisi sosial ekonomi anak.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Tipsperawatanwajahdantubuh Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.